Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Badai sitokin disebut menjadi salah satu kondisi yang perlu diwaspadai pasien covid-19. Sebab badai sitokin diketahui dapat memicu kerusakan fungsi organ tubuh bahkan dampak buruknya bisa mengancam nyawa. Umumnya gejala badai sitokin pada pasien covid-19 dapat mengganggu sistem pernapasan bahkan demam tinggi.
Pembahasan tentang badai sitokin baru-baru ini begitu hangat diperbincangkan warganet. Hal ini berawal dari podcast kanal Youtube Deddy Corbuzier yang mengaku sempat terserang badai sitokin saat diketahui positif terpapar virus covid-19. Melalui podcast tersebut, Deddy Corbuzier tak pernah menduga terserang badai sitokin mengingat badannya cukup bugar dengan menjalani pola hidup sehat, olahraga, dan vitamin cukup.
Ini kemudian menimbulkan banyak pertanyaan tentang badai sitokin yang bisa terjadi pada pasien covid-19. Sebab itulah, berikut ini terdapat ulasan tentang badai sitokin beserta gejala dan penyebabnya yang perlu diwaspadai sedini mungkin.
Advertisement
Adapun ulasan tentang apa itu badai sitokin, gejala dan penyebabnya dapat kalian simak melalui ulasan di bawah ini telah dirangkum kapanlagi.com dari berbagai sumber.
(credit: pixabay.com)
Seperti telah disinggung pada ulasan sebelumnya, badai sitokin bisa terjadi pada pasien terpapar covid-19 yang gejala dan dampaknya perlu diwaspadai. Melansir dari alodokter.com, badai sitokin adalah kondisi ketika sitokin dalam tubuh dilepaskan terlalu banyak hingga menyebabkan sistem kekebalan menyerang sel sehat lainnya. Akibatnya organ tubuh bisa meradang bahkan menjadi rusak.
Sitokin sendiri merupakan protein yang fungsinya dapat membantu tubuh melawan paparan virus ataupun bakteri. Namun ketika produksi sitokin terlalu banyak bisa membuat respon imun berlebihan hingga menyebabkan peradangan dan kerusakan organ tubuh.
Pada pasien terpapar covid-19, badai sitokin dapat menyerang paru-paru serta pembuluh darah. Akibatnya menyebabkan peradangan yang mengganggu pasokan oksigen dalam tubuh. Ini menyebabkan pasien mungkin saja mengalami sesak napas sehingga membutuhkan alat bantu ventilator. Badai sitokin pasien covid-19 biasanya terjadi pada minggu kedua yakni 6-7 hari setelah gejala muncul.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(credit: unsplash.com)
Badai sitokin menjadi salah satu kondisi yang perlu diwaspadai pada pasien covid-19. Pasalnya dampak buruk badai sitokin yang menyebabkan peradangan dapat mengancam nyawa. Inilah mengapa penanganan cepat perlu dilakukan dengan mengetahui gejalanya sedini mungkin.
Lalu mengapa badai sitokin bisa terjadi?
Seperti melansir dalam kanal Youtube Deddy Corbuzier, Dokter Gunawan menjelaskan tentang badai sitokin yang bisa terjadi pada pasien covid-19 padahal kondisi tubuhnya cukup sehat. Menurut penjelasannya, ada teori mengatakan bahwa orang sehat terkadang memiliki respon imun yang berlebihan. Meski begitu hal ini juga tergantung pada respon imun tubuh masing-masing.
"Jadi sel darah putih akan mengenali virusnya kemudian dia makan. Waktu dia makan virus itu sulit dibunuh jadi dia bunuh diri sel darah putihnya. Waktu dia bunuh diri, dia akan pecah mengeluarkan zat peradangan. Itulah yang membuat peradangan berlebihan kalau respon imunya berlebihan," terang Dokter Gunawan dalam kanal Youtube Deddy Corbuzier, Minggu, (22/08).
Selain itu Dokter Gunawan juga menjelaskan bahwa kondisi kesehatan tubuh pasien covid-19 juga cukup berpengaruh melewati masa-masa kritis serta pemulihan ketika terserang badai sitokin.
Advertisement
(credit: pixabay.com)
Beberapa gejala badai sitokin pada pasien covid-19 umumnya yang terjadi adalah sesak napas hingga demam tinggi. Namun ada juga gejala badai sitokin pasien covid-19 yang perlu diwaspadai sedini mungkin agar segera mendapatkan penanganan tepat. Berikut gejala badai sitokin pada pasien covid-19:
- Demam dan menggigil.
- Sesak napas.
- Rasa kelelahan.
- Mual dan muntah.
- Sakit kepala.
- Batuk.
- Terjadi pembengkakan di tungkai
- Mengalami ruam kulit.
- Nafas tidak teratur.
- Kejang.
- Mengalami halusinasi dan kebingungan.
- Tekanan darah rendah.
- Pembekuan atau penggumpalan darah.
(credit: pixabay.com)
Sedangkan penyebab badai sitokin pasien covid-19 dapat terjadi karena beberapa faktor. Di antara penyebab badai sitokin pasien covid-19 tersebut dapat kalian simak melalui ulasan di bawah ini. Tak hanya menjadi penyebab badai sitokin pasien covid-19, melainkan juga dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan tubuh pasien saat terserang badai sitokin.
- Infeksi virus menyebabkan badai sitokin.
- Respon sistem imun dalam melawan infeksi virus terjadi berlebihan.
- Gangguan autoimun cenderung lebih berisiko terserang badai sitokin.
(credit: shutterstock.com)
Penanganan dan pengobatan sedini mungkin perlu dilakukan apabila pasien covid-19 merasakan gejala terserang badai sitokin. Ini dilakukan untuk mencegah dampak buruk karena badai sitokin yang terjadi pada pasien covid-19.
Penanganan badai sitokin biasanya dilakukan dengan imunoterapi untuk menekan peradangan yang terjadi. Beberapa penanganan dan pengobatan juga dilakukan seperti memantau tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi dan napas secara intensif, memasang mesin ventilator, pemberian cairan melalui infus, memantau kadar elektrolit, cuci darah ataupun pemberian obat untuk mencegah peradangan akibat badai sitokin.
Namun penanganan dan pengobatan masih perlu dilakukan penelitian untuk mengatasi badai sitokin pada pasien covid-19. Nah itulah tentang badai sitokin yang terjadi pada pasien covid-19 dengan gejala dan penyebabnya.
Sumber: alodokter.com, Kompas.com, Kanal Youtube Deddy Corbuzier
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Advertisement