Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Monolog adalah monodrama yang biasanya dilakukan oleh seseorang yang berbicara di hadapan pemirsa seorang diri. Pada kehidupan sehari-hari, mungkin kalian sering menemukannya dalam sebuah pementasan teater. Monolog juga bisa kalian temukan pada penamilan seorang komika saat melakukan stand up comedy.
Seorang penyiar yang sedang menyampaikan berita juga bisa disebut sebagai monolog, tak jarang mereka membawakan acara dengan ekspresi sesuai topik yang sedang dibicarakan. Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa monolog adalah hal yang sebenarnya sudah banyak dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, bagi kalian yang ingin menguasai seni atau teknik bicara sendiri di hadapan audiens, monolog adalah hal yang harus dikuasai. Sebagai usaha untuk mendapatkan pemahaman awal, kalian bisa menyimak informasi mengenai monolog yang dihimpun dari berbagai sumber berikut ini.
Advertisement
Ilustrasi (Credit: Pixabay)
Berdasarkan pengertian secara umum, monolog adalah berbicara sendiri. Melihat arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), monolog adalah pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri, adegan sandiwara dengan pelaku tunggal yang membawakan percakapan seorang diri. Pada praktiknya, monolog sering digunakan dalam storytelling, standup comedy, dan pementasan teater.
Menurut Suroso dalam buku Drama: Teori dan Praktik Pementasan, monolog adalah berbicara sendiri, bercerita sendiri, tentang suatu peristiwa atau keadaan yang dialami tokoh. Dalam istilah keilmuan, monolog berasal dari kata mono yang berarti satu dan log dari kata logi yang berarti ilmu. Dengan begitu, monolog bisa diartikan sebagai ilmu terapan yang mengajarkan seni peran bagi satu aktor yang melakukan adegannya sendiri.
Seorang aktor monolog perlu melatih kemahirannya dalam memproduksi ucapan yang indah (figurative language) sehingga lancar dalam berbicara mengenai peristiwa yang terjadi. Sebagai bentuk latihan, Suroso menawarkan metode berbicara secara imajinatif atas peristiwa yang dialami.
Seorang aktor bisa bermonolog dengan cara mengagumi benda-benda di sekitar, peristiwa yang pernah dialami atau disaksikan dengan rasa jengkel, marah, dan seterusnya. Dengan begitu, seorang aktor akan terbiasa jika harus memainkan peran sesuai naskah yang ada.
Agar lebih memahami dan bisa membedakan monolog dengan teknik lain, kalian perlu mengetahui ciri-cirinya. Beberapa ciri monolog adalah,
-Berisi perpaduan dari sebuah teks yang berasal dari pendapat seseorang. Bisa dengan panduan naskah sejak awal, bisa juga tidak direncanakan.
-Sebagai media untuk menyampaikan narasi berisi pesan untuk masyarakat dengan tema tertentu.
-Bisa berupa naskah yang dijadikan panduan dalam sebuah acara agar penampilan terkesan lebih rapi.
-Berisi penjabaran dengan konsisten dan menghubungkannya menjadi sebuah pesan yang bisa ditangkap maknanya.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Ilustrasi (Credit: Pixabay)
Selain pengertian, kalian juga perlu mengetahui jenis-jenis monolog. Jenis-jenis monolog adalah sebagai berikut:
1. Monolog Topikal
Monolog topikal adalah salah satu jenis yang cukup sering dibawakan. Dalam hal ini, stand up comedy bisa diambil sebagai contoh. Seorang komika akan membuat cerita tentang suatu kejadian yang biasanya dialami banyak orang dengan membubuhi hal lucu.
Standup comedy hanya satu contoh, artinya, monolog topikal ini tak harus selalu lucu. Tergantung topik dan tujuan kalian dalam melakukannya.
3. Bercerita (Storytelling)
Sesuai namanya, monolog storytelling lebih memfokuskan pada cerita naratif. Narator sebagai pencerita yang mengungkapkan dan membangun peristiwa dengan mengikuti perubahan ekspresi yang diceritakan. Jika melakukan monolog jenis ini, kalian sebagai narrator bisa menirukan karakter si tokoh yang diceritakan.
4. Monolog Karakter Biografi
Monolog biografi memungkinkan untuk menghadirkan lebih dari satu tokoh. Meski berbicara sendiri, terdapat banyak dialog serta karakter yang perlu ditampilkan oleh aktor. Seorang aktor bernama Chaz Palminteri bahkan pernah memerankan 35 karakter tokoh sekaligus dalam satu naskah a Bronx tale.
Oleh karena itu, penting bagi seorang aktor untuk melatih diri meski dirinya akan mementaskan monolog karena keterampilan tersebut tetap dibutuhkan sekalipun hanya seorang diri di panggung.
5. Dokumen Realita
Monolog jenis ini ditampilkan berdasarkan naskah yang ditulis dari kisah nyata. Apa yang diucapkan oleh aktor sesuai dengan ungkapan orang yang berada dalam kejadian nyata tersebut.
6. Naratif Biografis
Monolog naratif biografis adalah jenis monolog yang mengedepankan kemampuan aktor dalam menceritakan kembali kejadian yang pernah dialami. Dia akan berdiri sebagai narator utama yang mendeskripsikan cerita secara bebas. Dalam melakukan monolog jenis ini, kalian tak boleh menonjolkan karakter tokoh lain.
Advertisement
Ilustrasi (Credit: Pixabay)
Seperti yang telah diungkapkan di atas, bahwa monolog adalah percakapan atau pembicaraan yang dilakukan sendiri. Monolog bisa menjadi satu pementasan utuh sendiri dan bisa juga menjadi bagian dari pementasan drama yang sebenarnya melibatkan beberapa aktor. Dalam pementasan teater pun terkadang ada monolog yang dilakukan satu aktor pada suatu adegan sebelum akhirnya dilanjutkan dengan dialog bersama dengan aktor lain.
Awalnya, monolog dijadikan salah satu metode latihan bagi seorang aktor untuk melatih diri agar bisa membawakan dialog panjang dalam suatu naskah. Daya tarik seorang aktor dalam dialog panjang itu bisa dianggap sebagai awal mula munculnya naskah monolog.
Meski begitu, sebenarnya monolog dalam bentuk gerakan atau pantomime sudah dikenalkan sejak lama. Pada tahun 1914 Charlie Caplin sudah mulai menulis dan mengarahkan film-filmnya. Film itu dikenal sebagai silent film karena tayang tanpa suara. Pada saat itu memang belum dikenal teknologi pengisian suara.
Salah satu legenda pantomime pada saat itu adalah Charlie Caplin. Setelah itu, monolog diperkenalkan pertama kali di Hollywood sekitar tahun 1964. Monolog terus berkembang sebagai sarana seni dan teater. Kini, monolog sudah menjadi salah satu teori/pembelajaran dari karya seni teater.
Nah, itulah penjelasan mengenai pengertian, jenis, dan sejarah monolog. Kini, anggapan bahwa monolog adalah sebuah teknik berbicara pun sudah banyak dipraktikan dalam berbagai pementasan, stand up comedy, bahkan pidato. Penguasaan teknik dalam hal tersebut bisa membuat penampilan jadi lebih menarik.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/ans)
Advertisement