8 Jenis Anemia Beserta Gejalanya yang Perlu Diketahui, dari Ringan - Berat

8 Jenis Anemia Beserta Gejalanya yang Perlu Diketahui, dari Ringan - Berat
Ilustrasi (credit: freepik)

Kapanlagi.com - Anemia merupakan kondisi dimana menyebabkan berkurangnya sel darah merah sehat yang dapat menghantarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, padahal nutrisi tersebut sangat diperlukan bagi tubuh. Hal ini dapat menyebabkan aliran oksigen berkurang ke organ tubuh. Akibatnya, seseorang yang mengalami anemia bisa mengalami kelelahan, kulit pucat, sesak napas, pusing, limbung, atau detak jantung cepat.

Anemia sendiri dapat terjadi sementara atau dapat menetap selama jangka panjang serta keparahan yang bervariasi dari ringan hingga berat. Sebenarnya ada banyak sekali kondisi yang bisa menyebabkan seseorang mengalami anemia, mulai dari kekurangan zat gizi hingga penyakit kronis. Namun, ada juga sebagian orang yang terlahir dengan kelainan genetik yang menyebabkannya mengalami anemia.

Perlu kalian ketahui pula jika ada beberapa jenis anemia yang teridentifikasi. Jenis anemia ini juga dibedakan berdasarkan gejalanya masing-masing. Hal ini perlu kalian ketahui supaya dapat menentukan pengobatan maupun langkah pencegahan yang tepat. Nah, karena anemia membutuhkan penanganan yang berbeda-beda, yuk langsung saja kenali satu persatu jenis anemia seperti berikut ini.

1. Jenis Anemia Thalasemia

(credit: freepik)

Jenis anemia thalasemia merupakan kondisi penyakit yang diturunkan dalam keluarga. Thalasemia sendiri terjadi saat tubuh membuat bentuk hemoglobin yang tidak normal. Akibatnya, sel-sel darah merah tidak dapat berfungsi dengan benar dan tidak membawa cukup oksigen. Sel darah abnormal disebabkan oleh mutasi genetik atau hilangnya gen penting tertentu dalam faktor pembuatan darah.

Adapun gejala dari anemia thalasemia sedang atau berat yakni berisiko masalah pertumbuhan, pembesaran limpa, masalah tulang, hingga penyakit kuning.

2. Jenis Anemia Sterositosis Herediter

Sama halnya dengan anemia thalasemia, jenis anemia herediter juga diturunkan dalam keluarga yang biasanya dari orang tua ke anaknya. Sferositosis herediter ditandai oleh sel darah merah yang abnormal yang disebut sferosit yang tipis dan rapuh. Sel-sel ini tidak dapat berubah bentuk untuk melewati organ-organ tertentu, seperti yang dilakukan sel-sel darah merah normal.

Akibatnya, sel-sel itu tinggal di limpa lebih lama dimana akhirnya dihancurkan. Penghancuran sel-sel darah merah inilah yang bisa menyebabkan anemia. Dalam kasus tekanan pada tubuh akibat infeksi dapat menyebabkan sakit kuning. Bahkan dalam beberapa kasus, bisa menyebabkan penghentian sementara produksi sumsum tulang sel darah.

3. Jenis Anemia Pernisiosa Kongenital

(credit: freepik)

Selanjutnya, jenis penyakit anemia yakni pernisiosa kongenital. Jenis anemia ini termasuk jenis yang jarang terjadi. Penyakit ini disebabkan oleh kelainan seseorang sejak lahir, yaitu tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi faktor intrinsik (protein di dalam lambung yang membantu penyerapan vitamin B12).

Padahal, vitamin B12 inilah yang berperan dalam pembuatan sel darah merah untuk memenuhi sel darah merah yang mencukupi. Seseorang yang kekurangan vitamin B12 bisa menimbulkan komplikasi, hilang ingatan, pembesaran hati, hingga kerusakan saraf.

4. Jenis Anemia Defisiensi Besi

Jenis anemia defisiensi besi merupakan yang paling sering terjadi. Kondisi ini menyebabkan penderitanya kekurangan zat besi dalam tubuh. Biasanya, penyebab anemia jenis ini yakni kehamilan, menstruasi, efek samping obat-obatan hingga adanya penyakit tertentu seperti radang usus.

Adapun gejala jenis anemia ini yakni mudah lelah, letih, sesak napas, disertai jantung yang berdebar cepat. Cara melakukan penanganan untuk anemia jenis ini yaitu dengan mengonsumsi suplemen zat besi atau dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi.

5. Jenis Anemia Aplastik

(credit: freepik)

Jenis anemia aplastik terjadi ketika adanya kerusakan pada sumsum tulang yang membuat tubuh tidak mampu menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Padahal sumsum tulang merupakan induk yang menghasilkan komponen darah mulai dari sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Kondisi ini diduga dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, serta efek samping obat antibiotik. Adapun cara mengobati anemia aplastik yaitu dengan transfusi darah, mengonsumsi obat penekan sistem kekebalan tubuh, transplantasi sel induk, antibiotik dan antivirus.

6. Jenis Anemia Fanconi

Jenis anemia Fanconi akan mencegah sumsum tulang menghasilkan cukup pasokan sel darah baru bagi tubuh. Kondisi ini dapat diturunkan dalam keluarga dari generasi ke generasi. Adapun gejala dari anemia Fanconi yaitu cacat lahir yang melibatkan (ginjal, tangan, kaki, tulang belakang, penglihatan, pendengaran), berat badan lahir rendah, kesulitan makan, pertumbuhan tertunda, kepala kecil, kelelahan.

Kebanyakan orang dengan anemia fanconi didiagnosis antara usia 2-15 tahun. Menderita anemia fanconi dapat meningkatkan risiko kanker jenis tertentu, seperti leukemia, tumor di mulut atau kerongkongan, hingga kanker organ reproduksi.

7. Jenis Anemia Hemolitik

(credit: freepik)

Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah lebih cepat daripada pembentukannya. Kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua, atau didapat setelah lahir akibat kanker darah, infeksi bakteri atau virus, dan penyakit autoimun. Penyakit ini perlu ditangani agar tidak terjadi komplikasi pada jantung, seperti gangguan irama jantung atau gagal jantung.

Adapun gejala dari penyakit ini seperti pusing, kulit pucat, mudah lelah, demam, urin berwarna gelap, kulit menguning, jantung berdebar. Beberapa penyebab anemia hemolitik bisa disembuhkan dengan mengobati penyebabnya. Akan tetapi, anemia hemolitik juga dapat terjadi secara berkepanjangan, terutama yang disebabkan oleh faktor keturunan.

8. Jenis Anemia Sel Sabit

Seseorang yang mengalami anemia sel sabit menyebabkan hemoglobin terbentuk secara tidak normal. Jika normalnya sel darah merah berbentuk bundar dan lentur sehingga mudah bergerak dalam pembuluh darah, pada anemia jenis ini, sel darah merahnya berbentuk sabit, kaku, dan mudah menempel pada pembuluh darah kecil. Akibatnya, sel darah merah tidak bisa membawa oksigen dengan baik serta mudah pecah.

Kondisi ini tidak dapat disepelekan karena dapat menyebabkan mengalami penyakit stroke, serangan jantung, pembengkakan di tangan dan kaki, hingga menurunnya kemampuan tubuh melawan infeksi. Adapun gejala penyakit ini yaitu kulit menguning, demam, perut bengkak, nyeri hebat pada perut, dada, dan tulang.

Itulah sederet jenis anemia yang perlu kalian ketahui. Dengan mengetahui jenis anemia, kalian bisa dengan segera melakukan pencegahan. semoga bermanfaat.

Rekomendasi
Trending