Kapanlagi Plus - Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang memiliki lima orang dokter forensik yang siap dilibatkan dalam eksomasi korban Tragedi Kanjuruhan. Mereka siap dilibatkan jika penyidik Polda Jatim meminta dalam rencana eksomasi pada Sabtu (5/11).
"Kita punya 5 orang dokter forensik, tapi yang memutuskan siapa yang berangkat itu organisasi profesi, Perhimpunan Ahli Forensik Indonesia," kata dr Saifullah Asmaragani, Direktur Pelayanan RSSA Malang, Selasa (1/11).
Dr Saifullah menegaskan, jika memang diminta terlibat untuk melakukan eksomasi (pembongkaran) maka dengan cepat dapat disiapkan. Pihaknya sudah menyiapkan antisipasi seandainya ada permintaan tersebut.
"Kemungkinan yang akan menjalankan proses pemeriksaan itu penunjukkan dari organisasi profesi, dari Perhimpunan Ahli Forensik Indonesia. Tapi memang nanti koordinatornya itu dari Saiful Anwar, kalau memang suratnya diarahkan kepada kami," katanya.
"Apalagi kasus ini kan diminta data yang objektif, tentunya saya yakin yang akan melakukan pemeriksaan dokternya akan lebih banyak lagi," terangnya.
"Tapi begitu terima surat akan langsung, kita siap kok, diminta langsung berangkat. Mereka sudah berkoordinasi juga bahkan di internal organisasi," tegasnya.
RSSA sendiri tidak memiliki fasilitas laboratorium psikologi untuk kepentingan penyelidikan.
Advertisement
Sebelumnya ahli waris kedua korban tersebut yakni Devi Athok Yulfitri (43) sempat batal mengajukan permohonan autopsi. Namun belakangan, Devi kembali mengajukan surat permohonan dan pernyataan kesediaan autopsi setelah mendapat jaminan pendampingan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
(kpl/dar/nda)