RSSA Malang Siap Lima Dokter Forensik Untuk Autopsi Tragedi Kanjuruhan

Diterbitkan:

RSSA Malang Siap Lima Dokter Forensik Untuk Autopsi Tragedi Kanjuruhan
Lima dokter RSSA Malang untuk autopsi tragedi Kanjuruhan (credit: Kapanlagi.com/Darmadi Sasongko)

Kapanlagi.com - Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang memiliki lima orang dokter forensik yang siap dilibatkan dalam eksomasi korban Tragedi Kanjuruhan. Mereka siap dilibatkan jika penyidik Polda Jatim meminta dalam rencana eksomasi pada Sabtu (5/11).

"Kita punya 5 orang dokter forensik, tapi yang memutuskan siapa yang berangkat itu organisasi profesi, Perhimpunan Ahli Forensik Indonesia," kata dr Saifullah Asmaragani, Direktur Pelayanan RSSA Malang, Selasa (1/11).

Dr Saifullah menegaskan, jika memang diminta terlibat untuk melakukan eksomasi (pembongkaran) maka dengan cepat dapat disiapkan. Pihaknya sudah menyiapkan antisipasi seandainya ada permintaan tersebut.

"Kemungkinan yang akan menjalankan proses pemeriksaan itu penunjukkan dari organisasi profesi, dari Perhimpunan Ahli Forensik Indonesia. Tapi memang nanti koordinatornya itu dari Saiful Anwar, kalau memang suratnya diarahkan kepada kami," katanya.

1. Butuhkan Banyak Pendapat

Kata Asmaragani, pemeriksaan untuk kasus seperti Tragedi Kanjuruhan ini biasanya membutuhkan banyak pendapat. Sehingga kebutuhannya lebih dari satu dokter.

"Apalagi kasus ini kan diminta data yang objektif, tentunya saya yakin yang akan melakukan pemeriksaan dokternya akan lebih banyak lagi," terangnya.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. RSS Belum Terima Surat

Secara proses, biasanya dokter forensik akan melakukan pengambilan sample di lokasi pemakaman. Sample selanjutnya dibawa ke laboratorium psikologi milik Puslabfor Polri. Namun RSSA hingga saat ini belum menerima surat permintaan dari penyidik Polda Jatim.

"Tapi begitu terima surat akan langsung, kita siap kok, diminta langsung berangkat. Mereka sudah berkoordinasi juga bahkan di internal organisasi," tegasnya.

RSSA sendiri tidak memiliki fasilitas laboratorium psikologi untuk kepentingan penyelidikan.

3. Diperiksa Secara Forensik

Jasad dua korban akan diperiksa secara forensik guna kepentingan penyidikan kasus tragedi Kanjuruhan Malang. Jasad Aremanita atas nama Natasya Deby Ramadhani (16) dan Nayla Deby Anggraeni (13) akan menjalani ekshumasi pada Sabtu (5/11) mendatang.

Sebelumnya ahli waris kedua korban tersebut yakni Devi Athok Yulfitri (43) sempat batal mengajukan permohonan autopsi. Namun belakangan, Devi kembali mengajukan surat permohonan dan pernyataan kesediaan autopsi setelah mendapat jaminan pendampingan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)