Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Refluks Asam Lambung, atau yang biasa dikenal sebagai gastroesophageal reflux disease (GERD), adalah kondisi di mana seseorang mengalami sensasi terbakar di dada karena naiknya asam lambung ke kerongkongan. Baik pada orang dewasa maupun anak-anak, masalah asam lambung ini bisa menjadi kronis dan muncul lebih dari dua kali seminggu. Kejadian asam lambung juga bisa terjadi secara mendadak.
Meskipun ada berbagai jenis obat tanpa resep yang dapat digunakan untuk mengatasi kondisi ini, menerapkan pola hidup sehat menjadi kunci utama untuk mencegah naiknya asam lambung dan mengurangi kemungkinan efek samping obat yang mungkin diperlukan untuk menanggulangi masalah kesehatan ini. Oleh karena itu, pemahaman mengenai cara menerapkan pola hidup sehat secara efektif dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting.
Simak informasi selengkapnya, dikutip dari berbagai sumber pada Rabu (17/01/2024).
Advertisement
Ilustrasi Turunkan Berat Badan (Sumber: Freepik)
Merujuk informasi dari halodoc yang ditinjau oleh dr. Verury Verona Handayani, GERD, kondisi yang disebabkan oleh peningkatan asam lambung dan bersifat kronis, umumnya terkait dengan keadaan obesitas. Kelebihan lemak di daerah perut dapat menimbulkan tekanan pada perut, sehingga cairan lambung dapat didorong naik ke kerongkongan.
Maka dari itu, disarankan untuk mengurangi berat badan jika mengalami kelebihan berat badan. Proses penurunan berat badan sebaiknya dilakukan dengan metode yang sehat, seperti melakukan olahraga secara rutin, dan memilih makanan sehat yang rendah lemak serta rendah kalori.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Salah satu makanan pemicu refluks (Sumber: Freepik/jcomp)
Ragam jenis makanan bisa menjadi pemicu terjadinya refluks asam, oleh karena itu sebaiknya dihindari oleh individu yang sedang mengalami masalah asam lambung. Beberapa contohnya melibatkan daun mint, cokelat, bawang, makanan berlemak, makanan pedas, dan juga makanan asam seperti tomat dan jeruk.
Selain itu, minuman kopi atau yang mengandung kafein, bersama dengan minuman berkarbonasi, juga disarankan untuk dihindari. Konsumsi makanan dan minuman tersebut telah terbukti dapat memicu refluks asam, oleh karena itu, dianjurkan untuk mengurangi atau bahkan menghindari konsumsinya.
Advertisement
Ilustrasi Berhenti Merokok (Sumber: Freepik)
Menurut Hermina Hospitals, beberapa penelitian mencatat bahwa nikotin memiliki kemungkinan untuk mengendurkan otot-otot di bagian bawah kerongkongan dan juga menghambat kemampuan air liur untuk membersihkan asam dari dalam kerongkongan.
Ilustrasi makan dalam porsi secukupnya (Sumber: Freepik)
Mengkonsumsi makanan dalam jumlah kecil terbukti sangat efektif dalam mengatasi masalah asam lambung, karena mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar dapat memberikan tekanan pada otot bagian bawah kerongkongan dan berpotensi memicu refluks asam. Oleh karena itu, disarankan untuk memastikan bahwa konsumsi makanan dilakukan dalam takaran atau porsi yang sesuai.
Ilustrasi Tidur setelah Makan (Sumber: Freepik)
Berdasarkan informasi dari halodoc yang ditinjau oleh dr. Verury Verona Handayani, dijelaskan bahwa kebiasaan berbaring setelah makan sering kali dilakukan tanpa disadari, namun tindakan ini dapat menjadi pemicu utama peningkatan produksi asam lambung. Sebagai alternatif, disarankan untuk menunggu paling tidak tiga jam sebelum berbaring setelah makan.
Tindakan pertama saat mengalami serangan asam lambung adalah melepaskan pakaian yang sempit, baik itu dari kancing celana, baju, atau ikat pinggang. Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi tekanan pada perut yang dapat memicu kambuhnya asam lambung.
Pola konsumsi makanan dan minuman yang tidak teratur dapat menimbulkan peningkatan produksi asam lambung. Mengkonsumsi makanan berlemak, pedas, asam, dan berkarbonasi dapat merangsang pembentukan asam lambung, memicu gejala GERD.
Dikutip dari Healthline, ketika asam lambung mencapai daerah kepala, dapat menyebabkan iritasi pada dinding kerongkongan dan mulut. Gejala lain dari naiknya asam lambung ke bagian kepala meliputi bau mulut, muntah, perasaan cepat kenyang, nyeri di tenggorokan, batuk tanpa dahak, dan peningkatan produksi air liur.
Buah pepaya adalah alternatif yang aman bagi mereka yang khawatir mengalami peningkatan kadar asam lambung. Hal ini disebabkan oleh keberadaan enzim papain dalam buah pepaya.
Tanda utama dari naiknya asam lambung adalah sensasi terbakar di dada (heartburn), yang dapat intensif setelah makan atau ketika berbaring. Gejala ini mungkin disertai dengan gangguan pencernaan lainnya, seperti sering bersendawa, mual dan muntah, keluhan maag dan sesak napas, serta rasa asam di mulut.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/saa)
Advertisement