Tata Cara Haji yang Perlu Dipahami Sebelum Berangkat ke Tanah Suci

Penulis: Dhia Amira

Diperbarui: Diterbitkan:

Tata Cara Haji yang Perlu Dipahami Sebelum Berangkat ke Tanah Suci
Tata cara haji yang perlu diketahui sebelum berangkat ke tanah suci (credit: Freepik)

Kapanlagi.com - Haji menjadi salah ibadah yang setidaknya dilakukan dalam sekali seumur hidup oleh setiap umat muslim. Dan ibadah ini menjadi salah satu ibadah impian yang ingin dilakukan oleh banyak sekali umat muslim dunia. Namun sebelum itu, kalian harus mengetahui terlebih dahulu tata cara haji sebelum berangkat untuk menunaikan ibadah suci ini.

Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam kelima, dan menjadi salah satu ibadah yang mulia. Di Indonesia sendiri bila kalian ingin menunaikan ibadah haji, maka kalian harus mengikuti antrian dan menunggu dengan waktu yang cukup lama. Karena di Indonesia antusias orang yang ingin menunaikan ibadah haji setiap tahunnya sangat banyak sekali.

BACA JUGA : Doa Idul Adha Dilengkapi Dengan Arab Latin Dan Artinya

Hal penting lainnya yang juga harus dipahami oleh setiap muslim yang akan menunaikan ibadah haji adalah dengan mengetahui manasik atau tata cara ibadah haji. Manasik haji merupakan simulasi ibadah haji yang dilakukan sesuai tata cara aslinya. Dan Berikut ini, telah dirangkum dalam berbagai sumber tata cara ibadah haji yang harus dan wajib kalian ketahui sebelum berangkat ke tanah suci. Yuk langsung saja dicek KLovers.

 

 

 

1. Rukun Haji

Sebelum kalian mengetahui tata cara haji yang tepat, maka kalian harus mengetahui rukun haji. Ya, rukun haji adalah perbuatan yang wajib dilakukan dan tidak dapat diganti dengan membayar denda. Apabila seseorang meninggalkan satu rukun haji maka tidak sah haji yang mereka kerjakan. Rukun haji ada 6, antara lain sebagai berikut:

1. Ihram atau niat haji

Pakaian ihram bagi laki-laki adalah 2 lembar kain yang tidak berjahit yang dipakai untuk bagian bawah menutup aurat, dan kain satunya lagi diselendangkan. Sedangkan pakaian wanita ihram adalah menutup semua badannya kecuali muka dan telapak tangan. Warna pakaian ihram disunahkan berwarna putih.

Namun setelah mengenakan ihram, jamaah umrah dilarang untuk melakukan beberapa kegiatan atau mengenakan sesuatu di tubuh, seperti:

Larangan untuk Pria:

- Memakai pakaian biasa

- Memakai alas kaki yang menutupi mata kaki

- Menutup kepala dengan peci, topi, dan sebagainya

Larangan untuk Wanita:

- Memakai kaos tangan

- Menutup muka

Larangan untuk Pria dan Wanita:

- Memakai wangi-wangian

- Memotong kuku, mencukur atau mencabut rambut/bulu

- Memburu atau mematikan binatang apa pun

- Menikah, menikahkan atau meminang wanita untuk dinikahi

- Bermesraan atau berhubungan intim

- Mencaci, bertengkar atau mengeluarkan kata-kata kotor

- Memotong tanaman di sekitar Mekah

Setelah siap dalam melakukan persiapan, selanjutnya yaitu dengan melakukan niat. Sama seperti kegiatan ibadah yang lainnya, kalian juga wajib melakukan niat untuk melaksanakan kegiatan haji. Dan berikut ini niat yang perlu kalian ucapkan:

"Labbaik Allahumma labbaik, labbaik laa syariika laka labbaik, inna al-hamda, wa ni'mata laka wa al-mulk Laa syariika laka"

Artinya: Aku datang ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang, tiada sekutu bagi-Mu, aku datang, sesungguhnya segala pujian, segala kenikmatan, dan seluruh kerajaan adalah milik Engkau, tiada sekutu bagi-Mu.

2. Wukuf di padang Arafah

Dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, waktunya dimulai setelah matahari tergelincir sampai terbit fajar pada hari nahar (hari menyembelih kurban) tanggal 10 Dzulhijjah. Saat wukuf, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu:

- Sholat jamak taqdim dan qashar Zuhur-Ashar

- Berdoa

- Berzikir bersama

- Membaca Al-Quran

- Sholat jamak taqdim

- Qashar Maghrib hingga Isya

3. Tawaf (keliling ka’bah)

Selanjutnya ada tawaf, dan berikut ini beberapa hal yang harus dilakukan selama tawaf berlangsung:

- Sebelum masuk Masjidil Haram, jamaah dianjurkan berwudhu terlebih dahulu. Jamaah boleh masuk Masjidil Haram lewat pintu mana saja, tapi dianjurkan mengikuti contoh Rasulullah SAW yang masuk melalui pintu Babus Salam atau Bani Syaibah.

- Saat masuk Masjidil Haram, disarankan untuk mengucap doa "Bismillah Wash Sholatu Was Salamu 'Ala Rasulullah. Allahummaftahli Abwaba Rahmatika"

Artinya: Dengan nama Allah, shalawat dan salam untuk Rasulullah. Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.

- Setelah itu turun dan terus menuju tempat thawaf (mataf). Jamaah mulai thawaf dari garis lurus (area dekat Hajar Aswad) antara pintu Kabah dan tanda lampu hijau di lantai atas Masjidil Haram.

- Di sini jamaah diberi pilihan antara lain, Taqbil yaitu mencium Hajar Aswad, Istilam dan Taqbil yaitu mengusap, meraba, dan mencium Hajar Aswad. Melambaikan tangan atau benda yang kita pegang 3 kali, tidak dicium tapi mengucapkan Bismillah, Allahu Akbar (Dengan nama Allah, Allah Maha Besar).

Atau salah satu pilihan ritual ini dilakukan setiap kali melewati Hajar Aswad dan Rukun Yamani pada putaran satu sampai tujuh. Jika tidak mampu mencium Hajar Aswad dan Rukun Yamani karena alasan keamanan akibat banyaknya jamaah yang umroh, maka bisa memilih istilam dengan tangan atau benda, atau hanya melambaikan tangan atau benda yang kita pegang.

- Kemudian pada putaran 1-3 jamaah pria dianjurkan untuk lari-lari kecil. Sedangkan pada putaran 4-7 dengan jalan biasa. Sementara untuk tata cara umroh wanita tidak ada lari-lari kecil saat melakukan thawaf.

- Sepanjang thawaf, membaca doa saat berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad. Doa saat thawaf yang selalu dibaca oleh Rasulullah SAW adalah doa sapu jagad, yaitu:

"Rabbana Atina Fiddunya Hasanatan Wa Fil Akhirati Hasanata Wa Qina 'Adzabanar"

Artinya: Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.

4. Sa'I (berlari-lari kecil antara bukit safa dan marwah)

Ada pula Sai sebagai salah satu rukun haji. Sai sendiri yaitu melakukan kegiatan Sai dan Tahallul. Sai merupakan berlari-lari kecil di antara Bukit Shafa dan Marwa. Saat di Bukit Shafa, jamaah diperintahkan untuk naik ke atas bukit, lalu menghadap Kabah dari atas.

Sai dimulai dari Safa ke Marwah yang dihitung sebagai satu kali perjalanan. Jadi, Safa ke Marwah 1, Marwah ke Safa 2, dan seterusnya. Sai berakhir di Marwah. Sai dikerjakan dengan berjalan, tapi pada batas di antara 2 lampu hijau, berlari-lari kecil. Dan saat melakukan Sai kalian bisa mengucapkan doa, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah Saw seperti:

Allahu akbar (3x),

Laa illaha illallahu wahdahulaa syariikalahuu, lahuulmulku wa lahuul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa kullii syai'in qadiir

Artinya: Allah Maha besar, Allah Maha besar, Allah Maha besar. Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Maha kuasa atas segala sesuatu.

5. Menggunting atau mencukur rambut

Kemudian ada menggunting atau mencukur rambut, biasanya dikenal juga dengan Tahallul. Tahallul adalah akhir dari pelaksanaan ibadah haji yang ditandai dengan bercukur. Untuk laki-laki lebih baik dicukur sampai gundul, tapi jika tidak sampai gundul tidak mengapa. Sedangkan untuk tata cara haji wanita hanya dicukur ala kadarnya. Dengan melakukan tahallul, maka sudah sempurna tata cara ibadah haji lengkap sesuai sunnah.

6. Tertib

Tertib adalah rukun haji yang terakhir, artinya rukun haji harus dilakukan secara berurutan, tidak boleh melompati. Misalnya, setelah melakukan tawaf seharusnya seorang jamaah haji kemudian melakukan Sa'i, tidak diperkenankan jika melakukan Tahallul dulu baru Sa'i.

 

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Wajib Haji

Selain mengetahui rukun haji, kalian juga harus mengetahui wajib haji yaitu, perbuatan yang harus dikerjakan dalam ibadah haji. Apabila wajib haji dilanggar, maka hajinya tidak sah kecuali dengan membayar dam (denda) dengan cara menyembelih binatang.

Wajib haji ada enam yaitu, diantaranya yaitu:

1. Ihram atau niat berhaji mulai dari miqat (batas yang ditentukan)

2. Mabit (bermalam) di Muzdalifah pada malam hari raya haji

3. Melontar tiga jumrah, yaitu : jumrah ula, jumrah wusta, dan jumrah aqabah.

4. Mabit (bermalam) di Mina

5. Tawaf wada' (tawaf perpisahan)

6. Menjauhkan diri dari larangan atau perbuatan yang diharamkan dalam ihram seperti:

- Bagi pria dilarang memakai pakaian berjahit.

- Menutup kepala bagi pria dan menutup muka bagi wanita

- Membunuh hewan buruan.

- Memotong kuku.

- Memakai wangi-wangian.

- Mengadakan aqad nikah.

- Bersetubuh

- Memotong rambut atau bulu badan yang lain.

 

 

3. Tata Cara Ibadah Haji

Setelah mengetahui rukun dan wajib haji, inilah beberapa tata cara ibadah haji yang wajib kalian ketahui. Dan berikut ini tata caranya:

1. Sebelum tanggal 8 Dzulhijjah, semua jamaah haji mulai untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjidil Haram (Makkah).

2. Tanggal 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah) disebut dengan hari tarwiyah, karena para jama'ah haji menyiapkan bekal secukupnya untuk menuju mina dan padang arafah, karena kedua tempat tersebut tidak ada sumber air.

3. Jamaah haji melakukan ihram untuk ibadah haji, dimulai dengan mandi, memakai wewangian serta mengenakan pakaian ihram, sambil ber-talbiyah mengucapkan.

4. Berangkat menuju Mina dan setelah di Mina, mereka mendirikan shalat zhuhur, ashar, maghrib dan isya serta shalat subuh. Setiap shalat dikerjakan pada waktunya, namun shalat yang jumlah rakaatnya empat diqashar sehingga menjadi dua rakaat. Para jamaah tetap berada di Mina sampai matahari terbit pada tanggal 9 Dzulhijjah.

5. Tanggal 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji menuju ke padang Arafah untuk melakukan wukuf. Kemudian semua jamaah haji melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang Arafah hingga Maghrib tiba. Disunnahkan bagi jama’ah untuk singgah di namirah dan jika memungkinkan berdiam di sana hingga matahari tergelincir, jika memungkinkan.

Namirah adalah sebuah tempat yang terletak dekat perbatasan arafah, apabila matahari tergelincir, dan masuk maktu zhuhur. Disunnahkan bagi imam atau orang yang diwakilkan untuk menyampaikan khutbah di hadapan para jama’ah, berkenaan dengan kondisi kaum muslimin, agar kembali memperbaharui tauhid, hukum-hukum seputar ibadah haji, dan perkara-perkara penting lainnya.

6. Waktu wukuf di arafah mulai dari terbit fajar tanggal 9 dzulhijah hingga terbit fajar tanggal 10 dzulhijah. Barang siapa yang melakukan wukuf pada waktu tersebut walaupun sebentar, maka ia dianggap telah mengerjakan wukuf, dan hajinya sah.

Barang siapa yang tidak mengerjakan wukuf pada waktu tersebut maka hajinya tidak sah, sebagaimana yang diriwayatkan dalam dari ibnu 'abbas hadits marfu' "barang siapa yang mengerjakan wukuf sebelum matahari terbit (pada tanggal 10 dzulhijjah) maka ia telah mengerjakan haji". [Disahihkan oleh Al-Albani (No. 5995) dalam shahihul jami'.

7. Tanggal 9 Dzulhijjah malam, semua jamaah haji menuju ke Muzdalifah untuk mabit (bermalam di muzdalifah) dan mengambil batu untuk melontar jumroh secukupnya.

8. Tanggal 9 Dzulhijjah tengah malam atau setelah melakukan mabit, jamaah haji meneruskan perjalanannya ke Mina untuk melaksanakan ibadah melontar Jumroh.

9. Pada Tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah haji melaksanakan ibadah melempar Jumroh yaitu sebanyak 7x ke Jumrah Aqabah sebagai simbol untuk mengusir setan. Dilanjutkan dengan tahalul yaitu mencukur rambut atau sebagian rambut.

10. Jika jamaah mengambil nafar awal maka dapat dilanjutkan perjalanannya ke Masjidil Haram untuk Tawaf Haji atau menyelesaikan Haji.

11. Sedangkan jika mengambil nafar akhir, jamaah haji tetap tinggal di Mina dan dilanjutkan dengan melontar jumrah sambungan, yaitu jumrah 'Ula dan jumrah Wustha.

12. Tanggal 11 Dzulhijjah, jamaah haji melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

13. Tanggal 12 Dzulhijjah, jamaah haji melempar jumrah sambungan (wusta) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

14. Kemudian yang terakhir Jamaah haji kembali ke Makkah untuk melaksanakan Tawaf Wada' yaitu Tawaf perpisahan sebelum pulang ke negara masing-masing.

Itulah beberapa tata cara haji yang dapat kalian ketahui sebelum melaksanakan ibadah haji. Semoga dengan mengetahui hal ini akan mempermudah kalian dalam melakukan ibadah haji dan dapat melaksanakannya dengan khusuk.

 

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending